Ketika cinta mengalunkan melodinya padamu,
nikmatilah meski nada-nada sumbangnya memekakkan telingamu
Disaat cinta menyentuhkan ujung jarinya padamu,
rengkuh dan dekaplah meski salah satu tangannya menyimpan belati yang mampu menusukmu
Bila cinta menyeka peluhmu,
berpasrahlah meski racunnya akan masuk ke pori-pori dan menyatu dengan bagian inti tubuhmu
Ketika cinta membisikkan janji-janya di telingamu,
resapilah meski nanti hanya akan membawa imajinasimu melayang menembus dunia tanpa ruang
Cinta memainkan dirimu layaknya kayu yang berteriak pada api
Dia melambungkanmu hingga setinggi awan yang menyelimuti puncak Mahameru
Dia merogoh bagian penting dari tubuhmu hingga semuanya sirna
Dia menghanyutkanmu sampai kau pun tak sadar ke mana arah tujuan
Aku mencintaimu seperti gunung yang menyembunyikan matahri dalam naungannya ketika peraduan
Aku mencintaimu seperti kertas putih yang mendambakan sang pujanggamenorehkan tinta hitam atasnya
Aku mencintaimu seperti embun yang setia menemani daun hingga matahari datang menghangatkannya
namun ketika cinta sudah melakukan dosa-dosanya..menangislah, tapi bertahanlah jangan samapi hatimu ikut mati...